Tradisi Nyadran Makam Sewu

        Pada tahun 2023 Nyadran Makam Sewu kembali digelar setelah beberapa tahun tidak diadakan karena pandemi Covid-19. Tahukah Anda tentang tradisi Nyadran Makam Sewu? Mengapa tradisi Nyadran Makam Sewu digelar? Nyadran Makam Sewu merupakan tradisi yang digelar setiap bulan Ruwah/Sya’ban menjelang Ramadhan tiba. Tradisi Nyadran Makam Sewu digelar sebagai bentuk penghormatan bagi leluruh utamanya adalah Kanjeng Panembahan Bodho atau Raden Trenggana. 

        Perlu Anda ketahui bahwa dulu Kanjeng Panembahan Bodho ini menjadi utusan untuk menyiarkan Islam di sekitar kawasan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan Jawa Tengah, salah satunya di wilayah Kabupaten Bantul. Kanjeng Panembahan Bodho dimakamkan di Kompleks Makam Sewu, Wijirejo, Pandak, Bantul, Yogyakarta. Oleh karena itu, tak heran jika Makam Sewu menjadi tujuan ziarah masyarakat dari berbagai daerah, khususnya wilayah DIY dan Jawa Tengah. 

        Lantas, kapan puncak acara tradisi Nyadran Makam Sewu ini dilaksanakan? Puncak acara tradisi Nyadran Makam Sewu dilaksanakan pada 13 Maret 2023 yang diikuti dengan berbagai rangkaian acara. Ada acara pawai budaya dan ngarak jodhang yang dibawa oleh bregada dari sembilan padukuhan, kemudian dilanjutkan dengan acara kenduri. Setelah dilakukan prosesi doa, sebuah gunungan kemudian diperebutkan oleh warga masyarakat yang hadir. Untuk mengetahui kemeriahan acara pawai budaya dan ngarak jodhang, Anda dapat menyaksikan video berikut.

Sumber: https://www.youtube.com/watch?v=TRcj2dRufas