Labuhan Alit di Pantai Parangkusumo

        Pada tanggal 21 Februari 2023 diselenggarakan tradisi Labuhan Alit di Pantai Parangkusumo yang diawali dengan penyerahan ubarampe di pendopo Kapanewon Kretek, Bantul. Ubarampe terdiri atas pengajeng, pendherek, dan lorodan ageman dalem dengan jumlah 30 buah. Di antara ubarampe tersebut terdapat rikma (potongan rambut) dan kenaka (kuku) Sri Sultan Hamengku Buwono X. Setelah upacara penyerahan, ubarampe dibongkar dan diteliti kelengkapannya. Lalu, dibawa kemana ubarampe tersebut?
        Ubarampe kemudian diletakkan di ancak atau jodhang untuk dibawa ke Cepuri Parangkusumo. Setelah itu, abdi dalem bersiap melaksanakan upacara doa dan ritual di halaman Cepuri. Kemudian 12 cantrik membawa ubarampe untuk dilabuh ke laut. Pada labuhan alit kali ini, terdapat tiga ancak dan setiap ancak ditandu oleh empat cantrik menuju bibir Pantai Parangkusumo. Selanjutnya, warga dan wisatawan turut menyertai prosesi labuhan hingga akhirnya ubarampe yang dibawa dihanyutkan oleh Tim SAR.
  
Sumber: https://disbud-arsip.bantulkab.go.id/berita/2-upacara-labuhan-kraton-ngayogyakarta  
        Labuhan Alit di Pantai Parangkusumo ini menjadi agenda rutin Kraton Yogyakarta yang diselenggarakan sebagai perwujudan Hamemayu Hayuning Bawana. Filosofi ini bermakna cara menjaga keserasian, keselarasan, dan keseimbangan alam. Labuhan Alit di Pantai Parangkusumo ini diselenggarakan setiap tanggal 30 Rejeb tahun Jawa yang merupakan rangkaian dari Tinggalan Jumenengan Dalem atau Peringatan Penobatan Sultan. Selain itu, Labuhan Alit di Pantai Parangkusumo ini juga sebagai ucapan syukur dan harapan agar warga masyarakat Yogyakarta senantiasa diberi kedamaian dan kesejahteraan.