Nadiem Makarim, seorang Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi resmi meluncurkan Kurikulum Merdeka sebagai bagian dari tindak lanjut memperbaiki kurikulum 2013.
Mas Menteri mengungkapkan kurikulum Merdeka Belajar merupakan bagian lanjutan dari pengembangan dan penerapan kurikulum darurat yang diluncurkan untuk merespons pandemi Covid-19. Akan tetapi, Mas Menteri menyatakan tidak merombak kurikulum 2013.
Sumber: https://nasional.tempo.co/read/1559761/nadiem-makarim-luncurkan-program-merdeka-belajar-tak-ada-paksaan-ke-sekolah
Mas Menteri menekankan sekolah diberikan kebebasan menentukan kurikulum yang akan dipilih dengan Kurikulum Merdeka yang akan diterapkan pada Tahun Ajar 2022/2023. Pilihan satu, kurikulum 2013 dapat diterapkan secara penuh jika memang sekolah merasa belum siap mengubah kurikulumnya.
Pilihan kedua, sekolah mulai dari TK hingga SMA diberikan kewenangan untuk menerapkan kurikulum seperti kurikulum Darurat. Dengan kata lain, kurikulum 2013 yang disederhanakan sesuai kepentingan pembelajaran yang esensial.
Pilihan ketiga, sekolah dibolehkan memilih untuk secara penuh menerapkan Kurikulum Merdeka.
Dengan kurikulum baru ini, Mas Menteri mengatakan bahwa dengan kurikulum baru ini struktur kurikulum akan lebih fleksibel dan jam pelajaran ditargetkan untuk dipenuhi dalam satu tahun. Fokusnya pun pada materi yang esensial sehingga capaian pembelajaran diatur per fase, bukan per tahun.
Kurikulum Merdeka juga memberikan keleluasaan bagi guru menggunakan berbagai perangkat ajar sesuai kebutuhan dan karakteristik peserta didik. Aplikasi yang menyediakan berbagai referensi bagi guru juga akan digunakan supaya guru bisa mengembangkan praktik mengajar secara mandiri.
Dengan Kurikulum Merdeka, tidak ada lagi program peminatan di SMA. Peserta didik dapat memilih mata pelajaran sesuai minat, bakat, dan aspirasinya. Sedangkan guru bisa mengajar sesuai tahap capaian dan perkembangan peserta didik.
Dengan Kurikulum Merdeka, sekolah diberikan kewenangan untuk mengembangkan dan mengelola kurikulum dan pembelajaran sesuai dengan karakteristik satuan pendidikan dan peserta didiknya. Pembelajaran pun melalui kegiatan proyek sehingga memberikan kesempatan luas kepada peserta didik mengeksplorasi secara aktif isu-isu aktual seperti lingkungan hingga kesehatan.